Secara fisik anak jadi
lebih kuat dan tangkas. Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan
sosialnya.
Sekadar mengingatkan, "main karet" pernah populer di
kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi
favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di
rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain
karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari
karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.
Cara
bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok.
Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang,
batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan
secara soliter bisa juga dengan cara skipping,
yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan
kaki sambil melompatinya.
Jika
bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Dua anak akan
memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk
meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut.
Aturan permainannya simpel;