Pendakian dimulai melalui padang rumpus atau hutan, tetapi harus tetap pada jalur (jalan) menuju puncak gunung. Pendakian semacam ini tidak membutuhkan peralatan
khusus, hanya membutuhkan fisik yang prima, namun harus membawa perlengkapan bantuan pertama seperti pakaian dingin dan makanan tambahan.
Tapi mungkin setelah melalui jalan tersebut terdapat karang curam, yang kelihatannya gampang
untuk ditempuh dan hanya sesekali menggunakan Langan yang disebut dengan Grade I. setelah itu
terdapat karang yang lebih curam (Grade II dan 111). Di sim para pemanjat harus menggunakan
tali bersama-sama, karena bila satu yang terpeleset, maka yang lainnya dapat menghalanginya terjatuh.
Jika karang lebih curam lagi dan lebih berbahaya (Grade IV dan V) semua pendaki sebaiknya
Pada pendaki dapat melakukan pemanjatan vertikal sempurna, atau bergantung pada karang hal _
walaupun tanpa jalan sekitarnya. Cara ini harus mempunyai perstapan yang matang untuk suatu larr. -
jenis pemanjatan yang dikembangkan pada abad ke-20, seperti artifical dan tension climbing. Pimpinan dar
akan membuat tangga dari piton. pemanjat yang berada di bawah menjaga (hold) pirnpinan dari (Se: ujung piton sementara la menancapkan satu lag[ di atasnya dan pemanjat dapat berdiri pada pern9ak kaki yang bergancu (strub hooeg) clikaftkan ke piton dan dapat menggunakan tangga portable yang pendek untuk memanjat lebih tinggi.
Setelah berhadapan dengan karang, kalau terdapat es dar[ salju, pendaki dapat membuat tempat pijakan dengan menggunakan kepah es. Setiap pendaki harus membawa kerangka baja dengan paku (spike) yang tajam yang disebut Crampons (piringan besi dan paku), menglkatkan kerangka tersebut ke boot. Dengan dernil6an pemanjat dapat berjalan mendaki walaupun pada kerniringan 40 derajat tanpa tergAncir. Pendakian merupakan olahraga yang beresiko tinggi dan keberhasilan rnenakluld<an suatu puncak merupakan tugu kebanggaan.
3. Membaca Peta dan Menggunakan Kompas
Selembar peta dapat dikatakan paspor untuk memasuki daerah barn. Dengan peta kita akan menemukan jalan, merriotong bukit, atau bahkan melintasi dunia. Peta juga dapat bercerita pada kita tentang tempat yang dimaksud seperti daratan tinggi, tanah miring atau datar, rawa, berbukitbukit dan sebagainya. Peta juga berpesan dalam member[ petunjuk di mana penduduk bermukim, ke mana mereka dapat berpergian melalui jalan setapalK, jalan desa, jalan besar, atau jalan kereta api.
Pada saat kita melIL111S perjalanan, peta merupakan teman dekat. Perin mcmpela)'arl dan membandingkan tanda-tanda di peta itu dengan keadaan sebenarnya yang arch perjalanannya sedang dlikuti dan dijalani. Peta akan berbicara banyak tentang keadaan daerah sekitar kita, termasuk yang tidak kelihatan karena terhalang bukit atau karena jangkauan penglihatan tidak sampai.
a. Skala dan jarak
Skala peta adalah perbandingan antara suatu jarak terukur di antara dua tltllc pada peta dengan jarak sebenarnya di antara dua titik yang sama di bumf. Ada tiga cara yang lazim digunakan dalam memberi Skala peta, yaitu:
1) Dalam tulisan: misalnya 2 sentimeter berarti 1 kilometer.
2) Gambaran perbandingan, tertulis: 1 : 50.000, berarti 1 cm = 50.000 cm atau 1 cm = 500 m. Dalarn bahasa acing cara ini disebut Representative Fraction (RF).
3) Skala garis. Membuat skala garis dari unk 0 ke kanan (bagian satu) dengan ukuran km clan mil, dan dari titik 0 ke kiri (bagian dua) dengan ukuran 100 meteran dan sepersepuluh mil. Lebih kecil angka di belakang 1 dari cara gambaran perbandingan (RF) berarti lebih besar skala peta, berarti pula bagian-bagian terperinci akan lebih nyata (Seperti terlihat pada gambar berikut ini).
jarak secara garis lures antara titik satu ke tink lain di peta dapat diukur dengan penggaris atau jangka. Kemudian jarak peta dapat clibandingkan dengan skala garis untuk mendapatkan jarak sebenarnya di atas bumf. RF dapat juga digunakan untuk menghitung ukuran peta ke ukuran sebenarnya di burnt. Sebagai contoh, jarak antara 2 tempat di atas peta ketika diukur dengan penggaris/jangka 9,2 cm, sedangkan RF peta tertulis 1 : 50.000, maka jarak sebenarnya di atas bumf antara dua tempat itu adalah 9,2 x 50.000 cm = 4,6 km.
b. Lambang
Banyak bagian-bagian pada peta tidak tampak jelas clan dapat diukur dengan skala. Sebagai contoh, bila jalan di gambar dalam ukuran lebar yang sebenarnya menurut skala, pasti akan terlampau halus/tIpis dan sulit dilthat di peta. Karena itu pembuat peta akan menggunakan seperangkat lambang-lambang khusus atau disebut juga tanda-tanda konvensional menandai bagian-bagian penting dari petanya. Daftar tanda konvensional perlu dipelajari agar rnernuclahkan dalam membaca peta. (Seperti terlihat pada gambar berikut ini).
. Menentukan arah
Sudut pandangan suatu benda menunjukkan arah benda itu dari sisi pengamat dengan memperhatikan garis utama yang melintang dari utara ke selatan melalui tempat posisi pengamat berdiri/berada.
Sudut pandangan diukur dengan cara putaran jarum, jam dari utara ke letak benda tadi, sehingga suclut pandangan A clan B misalnya 120 derajat clan 270 derajat (Gambar A). Oleh karena kutub utara magnetis tidak berlokasi di kutub utara geografis, maka garis yang menunjuk ke utara geografis atau utara sejati (true north) dan suclut terukur dari garis-garis ini akan berbeda besarnya. Berturut-turut biasa disebut suclut pandangan magnetik clan suclut pandangan sejati (Gambar B).
Tambahan pula, utara kisi-kisi (grid north) berbeda dengan kedua utara magnetis dan utara e sejati, sehingga pandangan kisi-kisi berbeda pula dari suclut pandangan magnetik dan suclut pandangan sejati. Sebagian besar peta topograFt memiliki bagian yang menunjukkan sudut antara utara sejati dan utara magnetis yang disebut variasi magnetik clan sudut antara utara sejati clan utara kisi-kisi.
Untuk mengukur suclut pandangan kisi-kisi, buat garis tipis dengan pencil dari pengamat ke L:
obyek, dan ukur pula suclut antara garis sudut pandangan ini dan garis bujur timur (garis utara a-. selatan kisi-kisi) dengan menggunakan busur cleraliat. Jangan lupa mengukurnya menurut putaran
jarum jam dari utara (Gambar A) 9-
Sebagai pembantu untuk mengubah suclut pandangan yang satu ke yang lain, gambarlah pada P,
peta, bagan sepern dicondongkan. Bagan ini akan membantu inengingatkan tentang sudut berapa b,-
yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mengubah suclut pandangan (hati-hati bila b,-
menggambar bagan, karena besarnya suclut-suclut akan berbeda bila digambar di tempat yang L berbeda pula). Periksa sendiri hat itu pada peta (Gambar B).
d. Menentukan utara
Bagian terpenting dalam menggunakan peta adalah kemampuan menentukan posisi di peta, sesuai dengan posisi tempat kita berada. Langkah pertama adalah n-leletakkan peta sedemikian rupa sehingga utara peta searah/sama dengan utara sebenarnya dari daerah itu. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan utara, antara lain:
1) Dengan kompas
Jarum kompas senantiasa menunjuk arah utara magnetis. Hamparkan peta di tanah dan letakkan pula kompas di atas peta dengan poros magnetik utara-selatan sesuai arah tepat dengan jarum kompas.
2) Dengan bantuan matahari
Bila tidak memiliki kompas untuk menemukan utara sejati, pada Siang hari dapat memperhitungkan posisi matahari dan dapat membayangkan arah-arah yang lain. Jam 06.00 matahari di timer, jam 09.00 di timur laut, jam 12.00 di utara, jam 15.00 di barat laut dan jam 18.00 di barat.
Pada malam hari dapat menggunakan bintang-bintang untuk menemukan arah, misalnya: bintang Waluku (Bajak) menunjukkan arah utara (bintang kutub) demikian pula bintang Orion, bintang Palang Selatan menunjukkan arah selatan. Dengan cara membandingkan peta dengan keadaan sebenarnya.
Di atas tanah, misalnya arah jalan, belokan sungai, letak hutan, atau arah jalan kereta api dan sebagainya. Dengan cara im arah utara yang sebenarnya dapat segera ditemukan, karena peta kita sudah menunjukkan arah yang benar.
e. Kompas
Kompas adalah sebuah instrumen yang segera dapat menunjukkan arah garis utara-selatan yang
memotong posisi kompas itu. Karena itu kapal laut, pesawat terbang atau peniela)ah di darat, sangat memerlukan kompas untuk mempertahankan perjalanan jauh agar senantiasa dalam arah yang benar.
Ada dua jenis pokok kompas: kompas magnetik dan kompas giroskopik. Kompas magnetik didasarkan pada gerakan sebuah penunjuk baja beri-nagnet yang lazim disebut "jarum", yang bergerak putar secara leluasa di atas sebuah poros dan senantiasa berimbang. Jarum kompas selalu menunjuk arah utara-selatan, karena ditarik oleh gaga magnet bumf.
Pada bak atau wajah kompas tidak hanya Hama-Hama mata angin yang tertera, di situ juga terdapat angka-angka mulai dari angka 0 pada titik utara terns berputar menurut jalan berputar Jarum jam dan berakhir pada titik utara juga, dengan angka 360 derajat. Dengan demikian tiap-tiap titik dapat ditunjukkan balk dengan mata angin maupun dengan derajat kompas, misalnya timur itu 90 derajat, selatan 180 derajat, barat 270 derajat dan seterusnya.
f. Menentukan posisi
Dalam menentukan posisi, ada dua cara yang Bering digunakan, antara lain:
1) Metode meja rata
Pasang peta pada sebuah meja atau apapun yang permukaannya rata/datar, misalnya papan peta yang dibuat khusus. Pilih dan tentukan tiga benda di atas bumf sekitar kita yang juga sudah ditandai pada peta. Bila mungkin, masing-masing berjarak pisah 120 derajat. Tarik garis dart bendabenda tadi (misalnya: jembatan, masjid dan monumen) di sekeliling kita melalul tanda-tanda itu di atas peta menuju kita. Bila garis-garis itu memotong di satu titik, titik itu adalah posisi kita berada. Dalam praktek, garis-garis itu membentuk sebuah "segi tiga keliru" di dalamnya terletak posisi kita.
2) Metode kompas
Benda yang ditentukan di sekitar kita: jembatan, masjid clan monumen. Ubah sudut pandangan kompas magnetis menjadi sudut pandangan kisi-kisi. Kini temukan sudut pandangan balik, yaitu sudut pandangan dari benda sasaran kemball ke posisi kita. Untuk mendapatkan sudut pandangan balik tambahkan 180 derajat untuk sudut yang kurang dari 180 derajat, dan kurangi 180 derajat untuk sudut yang lebih besar dari •80 derajat. Dart setiap benda sasaran tank garis sesual dengan besar sudut pandangan balik. Garis-garis ini akan memotong di satu titik, yang sepertl biasa tidak terjadt tepat demikian, tetapi membuat "segi tiga keliru".
Mantap . . .
BalasHapusBy : murid SMA NEGERI 1 TORUE